- Apa peran internet sebagai mediasi?
- Apakah memungkinkan terbentuknya kondisi consciousness dan Collective unconsciousness.
Mediasi
Adalah upaya penyelesaian konflik dengan melibatkan
pihak ketiga yang netral, yang tidak memiliki kewenangan mengambil
keputusan yang membantu pihak-pihak yang bersengketa mencapai
penyelesaian (solusi) yang diterima oleh kedua belah pihak. Pengertian
mediasi menurut Priatna Abdurrasyid yaitu suatu proses damai dimana para
pihak yang bersengketa menyerahkan penyelesaiannya kepada seorang
mediator (seseorang yg mengatur pertemuan antara 2 pihak atau lebih yg
bersengketa) untuk mencapai hasil akhir yang adil, tanpa biaya besar
besar tetapi tetap efektif dan diterima sepenuhnya oleh kedua belah
pihak yang bersengketa. Pihak ketiga (mediator) berperan sebagai
pendamping dan penasihat. Sebagai salah satu mekanisme menyelesaikan
sengketa, mediasi digunakan di banyak masyarakat dan diterapkan kepada
berbagai kasus konflik.
Consciousness
Menurut buku Fiest & Fiest : 2010 Consciousness (alam sadar)
didefinisikan sebagai elemen-elemen mental yang setiap saat berada dalam
kesadaran. Ini adalah satu-satunya tingkat kehidupan mental yang bisa
langsung kita raih. Ada 2 pintu yang dapat dilalui oeh pikiran agar bisa
masuk ke alam sadar. Pintu pertama adalah melalui sistem kesadaran
perseptual (perceptual conscious) yaitu terbuka pada dunia luar dan
berfungsi sebagai perantara bagi persepsi kita tentang stimulus dari
luar. Dengan kata lain, hal-hal yang kita rasakan melalui indera dan
tidak dianggap mengancam, masuk kedalam alam sadar (Freud, 1933/1964).
Sumber kedua bagi elemen alam sadar ini datang dari dalam struktur
mental dan mencakup gagasan-gagasan tidak mengancam yang datang dari
alam bawah sadar maupun gambaran-gambaran yang membuat cemas, tetapi
terselubung dengan rapih yang berasal dari alam tidak sadar. Gambaran
tidak sadar dapat lolos masuk ke alam sadar karena tersembunyisebagai
elemen-elemen yang tidak berbahaya sehingga mampu menembus sensor
pertama. Setelah masuk ke alam bawah sadar, mereka terus menyelinap
melewati sensor akhir dan masuk ke alam sadar. Ketiga gagasan tersebut
tiba di alam sadar, maka gagasan-gagasan tersebut sudah berubah wujud
dan terselubung dalam bentuk perilaku-perilaku yang defensif ataupun
dalam bentuk mimpi.
Collective Unconsciousness
Collective Unconsciousness (ketidaksadaran kolektif) adalah kebalikan
dari ketidasadaran personal yang dihasilkan dari pengalaman individu.
Ketidaksadaran kolektif sudah mengakar dari masa lalu leluhur seluruh
spesies. Collective Unconsciousness atau ketidaksadaran kolektif
berada dipikiran bawah sadar dan aktif mempengaruhi pikiran, emosi dan
tindakan kita. Ketidaksadaran kolektif adalah pengalaman nenek moyang
yang di wariskan dari generasi ke generasi yang kurang lebih sama pada
seluruh budaya di dunia ini ( Jung, 1934/1959). Ketidaksadaran Kolektif
bertanggungjawab terhadap kepercayaan terhadap agama, mitos serta
Legenda. Ketidaksadaran kolektif bisa muncul kapan saja dalam situasi
dan kondisi apapun.
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi, di era globalisasi saat ini peran
internet memang sangat dibutuhkan oleh penggunanya. Hal ini dikarenakan
internet dapat dengan mudah dan cepat membantu para penggunanya untuk
menemukan sebuah informasi yang mereka butuhkan. Internet sendiri pada
akhirnya memiliki berbagai dampak untuk para penggunanya selain adanya
dampak positif seperti mempermudah mencari dan mendapatan informasi,
internet juga memunya dampak negatif untuk para penggunanya yaiu membuat
orang-orang menjadi malas untuk membaca buku demi memdapatkan sebuah
informasi. Selain itu internet juga dapat mengubah pola hidup
penggunanya, yaitu internet memungkinkan kita membentuk kondisi
Consciousness dan juga kolektif Unconsciousness. Internet memang
berperan besar dalam kehidupan kita sehari-hari. Internet dijadikan
sebagai sumber informasi dan juga dijadikan media untuk berinteraksi
dengan orang lain.
Bahkan terkadang antusias terhadap dunia internet
membuat kita menjadi seseorang yang lupa diri. Sebagai contoh saat ini
remaja lebih sering menghabiskan waktunya untuk berada didepan layar
baik layar komputer maupun layar handphone miliknya hanya sekedar untuk
searching di internet atau hanya untuk sekedar berkomunikasi menggunakan
social media. Kebanyakan remaja bahkan sampai lupa waktu dengan
kesibukannya menggunakan internet. Disaat itu lah Id sangat berperan
dalam diri remaja tersebut.
Etika dalam Penelitian Internet
Dalam penggunaan internet zaman sekarang sangat membantu seseorang dalam melakukan penelitian, khususnya dalam penelitian non eksperimen. Mudahnya seseorang membuat suatu penelitian menggunakan internet saat ini guna mengumpulkan data menyebabkan terjadinya plagiatisme yang dapat merugikan seseorang. Maka dari itu dalam melakukan penelitian menggunakan internet seharusnya peneliti harus mengetahui etika dalam penelitian menggunakan internet sebagai media pengumpulan data.
Fenomena plagiarisme di kalangan akademis dinilai memperihatinkan karena membuktikan masih adanya sikap tidak menghargai suatu karya orang lain. Sebenarya apa yang melandasi seorang akademisi melakukan plagiat?
Guru Besar Universitas Parahyangan Bandung Asep Warlan Yusuf berpendapat ada beberapa faktor yang melandasi orang melakukan plagiat, antara lain ingin mendapatkan pengakuan dari publik. "Ada juga yang ingin naik pangkat," kata Asep kepada Sindonews, Senin 17 Februari lalu.
Asep menilai plagiarisme atau mengklaim karya orang lain dengan seolah-olah menjadi karya sendiri merupakan pelanggaran serius dalam dunia akademisi. Seharusnya penulis karya ilmiah secara fair menyebutkan sumber tulisan, jika memang mengutip karya orang lain.
Menurut dia, mengutip pendapat atau karya ilmiah orang lain dengan menyebutkan sumbernya bukan sesuatu yang merendahkan diri.
Terkait kabar tentang tuduhan plagiat artikel di media massa oleh dosen Universitas Gadjah Mada Anggito (UGM) Abimanyu, Asep tidak percaya Direktur Jenderal Haji dan Umroh Kementerian Agama itu melakukan perbuatan tersebut. "Saya berharap (kabar) itu keliru atau tidak benar. Anggito dikenal memiliki kredibitas dan reputasi yang baik," katanya.
Faktor Tindak Plagiat
Sumber
wikipedia.org
http://nasional.sindonews.com/read/836952/15/apa-alasan-orang-melakukan-plagiat-1392724364
http://dhiyadhey.blogspot.com/2014/01/fenomena-plagiat-yang-terdapat-dalam.html
Etika dalam Penelitian Internet
Dalam penggunaan internet zaman sekarang sangat membantu seseorang dalam melakukan penelitian, khususnya dalam penelitian non eksperimen. Mudahnya seseorang membuat suatu penelitian menggunakan internet saat ini guna mengumpulkan data menyebabkan terjadinya plagiatisme yang dapat merugikan seseorang. Maka dari itu dalam melakukan penelitian menggunakan internet seharusnya peneliti harus mengetahui etika dalam penelitian menggunakan internet sebagai media pengumpulan data.
Etika Penelitian internet adalah seperangkat asas atau nilai yang berkenaan
dengan penggunaan komputer. Etika berasal dari 2 suku kata yaitu etika
(bahasa Yunani: ethos)
adalah adat istiadat atau kebiasaan yang baik dalam individu, kelompok maupun
masyarakat dan komputer (bahasa Inggris: to
compute) merupakan alat yang digunakan untuk menghitung dan mengolah data.
Jumlah interaksi manusia dengan komputer yang terus meningkat dari waktu ke
waktu membuat etika komputer menjadi suatu peraturan dasar yang harus dipahami
oleh masyarakat luas.
maka itu Dengan kemajuanya
teknologi di jaman sekarang seseorang bisa melakukan penelitian lebih mudah
dengan adanya “Internet” . Etika penelitian dengan bantuan internet berkaitan
dengan “benar” atau “salah” dalam melakukan penelitian. Seorang peneliti dalam
hal ini perlu memperhitungkan apakah penelitiannya layak atau tak layak untuk
dilakukan.
contoh
dalam gambar ini merupakan , dalam perkembangan zaman sekrang dunia
maya sangat pamor untuk kalangan anak remaja, apalagi saling ada nya
komentar dalam suatu status yang mereka buat, terkadang dalam dunia
sosial tersebut menimbulkan suatu luapan emosi yang kita rasakan dan
langsung kita update kan di jaringan sosial, di karena kan jaringan
sosial merupakan suatu hal yang publik dan bisa di baca ke semua orang,
mungkin dari pihak lain tersingung sehingga adanya suatu perseteruan
antara pembuat status dan yang mengkomen status tersebut , hal
terbesebut merupakan pelanggaran jaringan sosial
sehingga
adanya dari pihak jaringan tersebut memberikan suatu fasilitas untuk
memblokir orang yang mengkomen atau menghapus suatu status tersebut ,
sehingga tidak muncul kembali suatu percakapan yang tidak layak di lihat
oleh penguna jaringan sosial lain nya.
hal
tersebut merupakan suatu contoh pelangaran dalam jaringan sosial dan
orang yang tadi melakukan suatu perseturuan harus ada nya Etika dalam
mengunakan Internet .
adanya peraturan yang harus dilakukan dalam etika penelitian dalam Internet
1. Menghormati martabat subjek penelitian
Penelitian yang dilakukan harus manjunjung tinggi martabat seseorang (subjek
penelitian). Dalam melakukan penelitian, hak asasi subjek harus dihargai.
2. Asas kemanfaatan. Penelitian yang dilakukan harus mepertimbangkan manfaat
dan resiko yang mungkin terjadi. Penelitian boleh dilakukan apabila manfaat
yang diperoleh lebih besar daripada resiko/dampak negatif yang akan terjadi.
Selain itu, penelitian yang dilakukan tidak boleh membahayakan dan harus
menjaga kesejahteraan manusia.
3. Berkeadilan.
Dalam melakukan penelitian, setiap orang diberlakukan sama berdasar moral,
martabat, dan hak asasi manusia. Hak dan kewajiban peneliti maupun subjek juga
harus seimbang.
4. Informed consent.
Informed consent merupakan pernyataan kesediaan dari subjek penelitian untuk
diambil datanya dan ikut serta dalam penelitian. Aspek utama informed consent
yaitu informasi, komprehensif, dan volunterness. Dalam informed consent harus
ada penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan. Baik mengenai tujuan
penelitian, tatacara penelitian, manfaat yang akan diperoleh, resiko yang
mungkin terjadi, dan adanya pilihan bahwa subjek penelitian dapat menarik diri
kapan saja.
dan dalam Penelitian yang
dilakukan harus menghargai kebebasan individual untuk bertindak sebagai
responden atau subjek penelitian dalam melakukan survey di internet. Responden
harus dijamin dan dilindungi karena pengambilan data dalam penelitian akan
menyinggung ke arah hak asasi manusia. Meskipun suatu penelitian sangat
bermanfaat namun apabila melanggar etika penelitian maka penelitian tersebut
tidak boleh dilaksanakan.
Plagiat
Plagiat atau Plagiarisme internet adalah penciplakan atau penggunaan semula karya yang didapati melalui halaman internet, menjadikan idea orang lain sebagai hak sendiri tanpa sebarang kredit diberikan kepada penulis asal dan karya asal.
Kata ‘Plagiat’ itu sendiri berasal daripada perkataan bahasa Inggeris ‘Plagiarism’ yang terhasil daripada perkataan Latin, ‘Plagiarius’, dan perkataan Greek ‘Plagion’. Kata ‘Plagion’ ini membawa maksud menculik atau mencuri sesuatu atau seseorang. Kamus Dewan pula mendefinasikan plagiat sebagai perbuatan meniru, mencontoh karangan (tulisan, hasil kerja orang lain) atau mengutip karangan orang lain (tanpa izin penulis asal). Plagiat juga dianggap sebagai mencedok,yaitu mencedok ciptaan orang lain dan menyiarkannya sebagai ciptaan sendiri.
Menurut wikipedia, terdapat 7 aktivitas yang boleh digolongkan sebagai tindakan plagiat:
1. Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan anda sendiri
2. Mengakui idea orang lain sebagai idea anda sendiri
3. Mengakui penyelidikan, data dan uji kaji orang lain sebagai kepunyaan anda sendiri
4. Mengakui karya kelompok orang lain sebagai hasil anda sendiri
5. Menyajikan tulisan yang sama pada masa yang lain tanpa menyebut asal-usulnya (karya asal)
6. Menyalin, meringkas dan menulis semula perkataan, ayat atau idea yang diperoleh daripada sumber lain dan menulis semula mengikut kefahaman anda sendiri.
7. Melakukan terjemahan bahasa tanpa menyatakan sumber asal terjemahan tersebut
- Faktor penyebab mengapa seseorang itu melakukan plagiat.
- Upaya Untuk Mengurangi Tindak Plagia.
Fenomena plagiarisme di kalangan akademis dinilai memperihatinkan karena membuktikan masih adanya sikap tidak menghargai suatu karya orang lain. Sebenarya apa yang melandasi seorang akademisi melakukan plagiat?
Guru Besar Universitas Parahyangan Bandung Asep Warlan Yusuf berpendapat ada beberapa faktor yang melandasi orang melakukan plagiat, antara lain ingin mendapatkan pengakuan dari publik. "Ada juga yang ingin naik pangkat," kata Asep kepada Sindonews, Senin 17 Februari lalu.
Asep menilai plagiarisme atau mengklaim karya orang lain dengan seolah-olah menjadi karya sendiri merupakan pelanggaran serius dalam dunia akademisi. Seharusnya penulis karya ilmiah secara fair menyebutkan sumber tulisan, jika memang mengutip karya orang lain.
Menurut dia, mengutip pendapat atau karya ilmiah orang lain dengan menyebutkan sumbernya bukan sesuatu yang merendahkan diri.
Terkait kabar tentang tuduhan plagiat artikel di media massa oleh dosen Universitas Gadjah Mada Anggito (UGM) Abimanyu, Asep tidak percaya Direktur Jenderal Haji dan Umroh Kementerian Agama itu melakukan perbuatan tersebut. "Saya berharap (kabar) itu keliru atau tidak benar. Anggito dikenal memiliki kredibitas dan reputasi yang baik," katanya.
Faktor Tindak Plagiat
Beberapa
faktor yang menyebabkan tindak plagiat masih terjadi di kalanagan mahasiswa
adalah:
- Kurangnya pengetahuan tentang aturan penulisan karya ilmiah.
Mahasiswa
seringkali di berikan banyak tugas oleh dosen. Di dalam membuat tugas yang di
berikan oleh dosen, sebagian mahasiswa
belum mengerti tentang bagaimana tata
cara membuat karya ilmiah. Oleh sebab itulah
sangat penting untuk memahami tata cara penulisan yang baik dan benar.
- Penyalahgunaan teknologi
Di dalam
erang yang serba modern, banyak sekali kita mendapatkan sebuah informasi. Entah itu melalui medai
cetak maupun media elektronik. Akan tetapi banyak mahasiswa yang menggunakan teknologi sebagai
bahan referensinya, internet adalah
salah satu contoh yang sering di gunakan oleh mahasiswa
untuk bahan referensi. Akan tetapi
mahasiswa sering tidak mencantumkan sumber yang mereka peroleh ke dalam
tugasnya.
- Malas.
Sifat malas
pasti ada pada dalam diri seorang
manusia, begitupun seorang mahasiswa pasti mempunyai sifat malas. Karena
dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen sehingga mereka mengambil
jalan pintas dengan copy-paste karya
seseorang dengan tidak
mencantumkan darimana sumber yang mereka dapatkan.
- Tidak percaya diri
Mahasiswa
sangat berbeda sekali dengan
seorang siswa. Seringkali mereka
tidak percaya diri akan pikiran-pikiran yang mereka keluarkan. Bahkan mereka
beranggapan karya orang orang lain di
anggap lebih sempurna dari pada karyanya sendiri. Tetapi tiu belum pasti benar. Yang harus di tanamkan
di dalam diri setiap mahasiswa adalah
kepercayaan diri.
- Hanya menginginkan nilai bagus.
Bayak
mahasiswa yang kuliah hanya untuk mendapatkan gelar saja. Mereka tidak dapat
mengembangkan pola fikirnya. Sehingga mereka berfikiran sempit dengan
beranggapan kuliah hanya untuk mendapat
nilai bagus. Sehingga mereka mengambil jalan pintas untuk mendat nilai bagus
dari dosen.
- Sanksi belum ditegakkan secara tegas.
Di Indonesia
sudah terdapat perlindungan terhadap hasil karya seseorang. Akan tetapi hukum
yang sudah ada belum secara maksimal di tegakkan. Sehingga tindak plagiat masih
terjadi di kalangan mahasiswa. Bahkan tidak dapat di bedakan antara kaya yang
asli dengan karya jiplakkan. Karena ahlinya seorang plagiator.
Upaya Untuk Mengurangi Tindak
Plagiat
Ditinjau
dari faktor-faktor yang telah diuraikan diatas, penyebabkan plagiat
tetap berlangsung di kalangan mahasiswa, ada beberapa upaya yang harus di
lakukan oleh mahasiswa untuk mengurangi plagiat ialah sebagai berikut:
- Mempelajari tata cara penulisan karya ilmiah.
Di dalam
kehidupan sebagai mahasiswa kita harus
selalu membaca. Kita pasti mendapatkan buku panduan untuk membuat sebuah karya
tulis ilmiah. Sehingga kita baca dan pahami bagaimana tatacara dalam membuat sebuah karya tulis ilmiah.
- Tindakan yang tegas bagi para plagiator.
Hukum harus
bertidak tegas terhadap para plagiator. Jangan
pandang bulu. Sehingga dalam penegakan hukum dapat berjalan dengan
lancar dan membuat jera para plagiator.
- Menanamkan moral anti plagiat dalam diri sendiri.
Penanaman moral anti plagiat sangat penting sekali.
Mereka harus percaya diri dalam mengerjakan tugas. Bukan nilai yang baik dalam
mengerjakn tugas, tetapi ilmu yang bermanfaatlah yang kita cari. Sehingga terdi
sifat menghargai antar karya seseorang.
Sumber
wikipedia.org
http://nasional.sindonews.com/read/836952/15/apa-alasan-orang-melakukan-plagiat-1392724364
http://dhiyadhey.blogspot.com/2014/01/fenomena-plagiat-yang-terdapat-dalam.html