Kamis, 24 Oktober 2013

Ringkasan Manusia dan Kebudayaan



Manusia
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup paling sempurna yang terdiri dari jiwa dan raga, akal dan pikiran, serta hawa nafsu. Akal dan pikiran ditanamkan pada manusia agar digunakan untuk kebaikan individu, kelompok, serta alam.
Manusia sendiri secara etimologis berasal dari kata sansekerta “Manu” atau latin “Mens” yang artinya berakal budi atau berpikir. Sedangkan secara istilah manusia merupakan sebuah konsep atau fakta, gagasan atau realitas, kelompok atau individu. Manusia juga merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Sejatinya, manusia terdiri dari 4 unsur:

  • Jasad     : fisik manusia yang tampak dari luar, menempati ruang dan waktu.
  • Hayat     : unsur hidup yang ditandai dengan gerak. 
  • Ruh       : daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran. 
  •  Nafs     : kesadaran tentang diri sendiri.

Kepribadian Bangsa Timur
Bangsa timur ialah bangsa yang terkenal dengan sisi sopan santunnya. Contoh bangsa timur yaitu bangsa yang biasanya terletak di wilayah asia seperti indonesia, china, jepang, atau malaysia.

Ciri-ciri kepribadian bangsa timur diantaranya:

Kental akan adat istiadatnya
Menjunjung tinggi nilai-nilai norma yang berlaku di lingkungan masyarakat
Toleransi
Ramah dan sopan santun
Terbuka dengan negara lain
Kebudayaan
Budaya / kebudayaan berasal dari kata sansekerta, yaitu budhayah (jamak dari “budhi”) yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kebudayaan diistilahkan dengan culturul dalam bahasa belanda, culture dalam bahasa inggris, dan colera dalam bahasa latin. Kebudayaan merupakan sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang ada dalam pikiran manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Kebudayaan memiliki beberapa aspek yang meliputi:
  • Kesenian
  • Bahasa
  • Adat istiadat
  • Budaya daerah
  • Budaya nasional
Selain itu beberapa sifat kebudayaan diantaranya:
  • Etnosentris, yaitu sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yg meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. 
  • Universal, yaitu umum dan menyeluruh. 
  • Akulturasi, yaitu saling bertemu dan mempengaruhi (budaya).
  • Adaptif, yaitu dapat disesuaikan.
  • Dinamis, yaitu berkembang mengikuti zaman. 
  • Integratif, yaitu membaur membentuk kesatuan.




Unsur Kebudayaan
Teori Melville J. Herskovits:
  • Alat-alat teknologi 
  • Sistem ekonom
  • Keluarga 
  • Kekuasaan politik
Teori Bronislaw Malinowski:
  • Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya. 
  • Organisasi ekonomi. 
  • Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama). 
  • Organisasi kekuatan (politik)

Wujud Kebudayaan
Teori J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak:
  • Gagasan (Wujud ideal): wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. 
  • Aktivitas (tindakan): wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. 
  • Artefak (karya):  wujud kebudayaan fisik berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.




Orientasi Nilai Budaya
“Nilai budaya merupakan sebuah konsep luas yang ada dalam fikiran sebagian besar warga suatu masyarakat, tentang hal yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai budaya.” Jadi, sistem nilai budaya suatu masyarakat atau kelompok merupakan wujud konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah lebih kuat peranannya dari individu warga masyarakat tersebut.
Ada 5 masalah dasar penentu orientasi nilai budaya manusia, yaitu: 
Hakekat hidup
Hakekat karya
Persepsi manusia tetang waktu
Pandangan terhadap alam
Hubungan manusia dengan manusia

Perubahan Kebudayaan
Perubahan kebudayaan dipengaruhi 2 jenis faktor, yaitu: 
Faktor internal
a. Jumlah penduduk (kelahiran, kematian, migrasi).
b. Adanya penemuan baru (discovery, invention, inovation).
c. Konflik dalam masyarakat.
d. Pemberontakan atau revolusi.

Faktor eksternal
a. Perubahan alam.
b. Peperangan.
c. Pengaruh kebudayaan lain secara difusi, akulturasi, dan asimilasi.




Hubungan Manusia Dan Kebudayaan
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai dwi tunggal yang artinya biarpun keduanya berbeda tapi keduanya merupakan 1 kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan yang setelahnya kebudayaan itulah yang akan mengatur hidup manusia agar tercipta keselarasan.dengan kata lain kebudayaan menjadi salah satu pedoman bagi manusia untuk bersikap dan berperilaku dalam bersosialisasi dengan manusia lainnya.
Manusia memiliki 4 kedudukan terhadap kebudayaan :
  • Penganut kebudayaan 
  • Pembawa kebudayaan 
  • Manipulator kebudayaan 
  • Pencipta kebudayaan
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan “segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri”. Teori ini disebut dengan cultural-determinism.

Hakekat kebudayaan tergambar secara jelas tentang keterkaitan antara manusia dan kebudayaan :
  • Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia 
  • Kebudayaan itu ada sebelum generasi lahir dan tidak dapat hilang setelah generasi tidak ada 
  • Kebudayaan diberlakukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya 
  • Kebudayaan mencakup aturan yang memberi kewajiban



Jumat, 18 Oktober 2013

Daun di Atas Bantal

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Daun di atas bantal)
Langsung ke: navigasi, cari
Daun di Atas Bantal
Daun di Atas Bantal.jpg
Sutradara Garin Nugroho
Penulis Garin Nugroho
Armantono
Pemeran Sarah Azhari
Deni Christanta
Christine Hakim
Heru
Kancil
Sugeng
Kabri Wali
Musik Djaduk Ferianto
Sinematografi Nurhidayat
Penyunting Sentot Sahid
Studio Christine Hakim Film
Distributor Christine Hakim Film
Tanggal rilis 14 Agustus 1998
Durasi 83 menit
Negara Indonesia
Daun di Atas Bantal adalah sebuah film Indonesia tahun 1998 yang disutradarai Garin Nugroho. Film ini menceritakan tentang seorang ibu yang bernama Asih (Christine Hakim) beserta tiga orang anaknya Heru, Sugeng, dan Kancil yang tinggal di jalanan kota Yogyakarta, Indonesia.
Film ini diproduksi oleh Christine Hakim, dan seharusnya selesai pada bulan Oktober 1997, tetapi akibat krisis ekonomi di Indonesia, maka akhirnya diselesaikan di Australia.
Dana penyelesaian datang dari beberapa sumber seperti Hubert Bals Fund, NHK dan RCTI. Selain itu film ini juga sudah dibuatkan untuk versi TV-nya.

Sinopsis

Cerita ini berfokus di mana ketiga anak ini hidup dari menjual ganja dan hidup di jalanan dengan harapan bisa keluar dari kemiskinan mereka. Akar dari permasalahan mereka sebenarnya akibat Asih selalu tidak menghiraukan mereka. Setiap malam ketiga anak ini selalu berkelahi untuk memperebutkan Bantal Daun kepunyaan Asih. tetapi harapan mereka pupus, ketika takdir mereka berakhir tragis.

Penghargaan

  • Asia-Pacific Film Festival - 1998 - Best Actress - Christine Hakim
  • Asia-Pacific Film Festival - 1998 - Best Film
  • Singapore International Film Festival - 1999 - Unggulan dalam kategori Silver Screen Award Best Asian Feature Film - Garin Nugroho
  • Tokyo International Film Festival - 1998 - Special Jury Prize - Garin Nugroho
tonton film'a disini 
SIDE A
SIDE B

Kamis, 17 Oktober 2013

MANUSIA DAN KEINDAHAN | Makalah



KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar, pada semester I, di tahun ajaran 2013, dengan topik bahasan MANUSIA DAN KEINDAHAN. Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal hubungan manusia dengan keindahan, baik dengan tuhan, alam, dan sesama yang meliputi berbagai hal.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Karya ilmiah yang berjudul manusia dan keindahan ini membahas keseluruhan tentang hubungan manusia dan keindahan.
Tujuan pemulisan ini adalah untuk memberitahukan kepada orang banyak tentang hubungan manusia dengan keindahan, agar mereka semua dapat mengetahui hubungan antara manusia dengan keindahan baik dengan tuhan, alam, dan sesama.
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan melakukan Studi Pustaka. Kami mencari bahan-bahan tentang manusia dan keindahan lewat Internet, juga melalui buku-buku yang membahas manusia dan keindahan. Tidak hanya itu, untuk memperkuat makalah ini, kami juga melakukan pengamatan secara langsung dengan melihat hal disekitar. Dengan mengamati hal disekitar kita dan memahami apa saja yang berkaitan atau berhubungan dengan keindahan.
Berdasarkan hasil penelitian, kami mengetahui bahwa keindahan bukanlah hal yang mudah dijelaskan atau digambarkan oleh pikiran manusia satu dengan yang lainnya. Karena keindahan memiliki nilai yang berbeda-beda dan kepuasan atau pandangan manusia yang satu dan yang lainnya.


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Keindahan adalah hal yang mudah dipikirkan namun sulit untuk dijelaskan, banyak masyarakat tahu tentang keindahan namun tidak dapat menjelaskan arti keindahan yang sebenarnya. Karena hal inilah maka kami membuat makalah yang membahas tentang pengertian keindahan yang lebih mendalam. Agar kita mengetahui arti dan hubungan antara manusia dan keindahan

B. Identifikasi Masalah
Melihat semua hal yang melatarbelakangi permasalahan diatas maka kami menyimpulkan beberapa hal permasalahan yang dapat di bahas dalam makalah ini, yaitu:
      1.      Pengertian Manusia dan keindahan
      2.      Renungan
      3.      Keserasian

C. Pembatasan Masalah
Karena pembahasan yang begitu luas tentang manusia dan keindahan, maka kami membatasi permasalahan yang kami bahas sesuai dengan apa yang kami tahu dan pelajari.

D. Perumusan Masalah
Atas dasar penentuan latar belakang dan identiikasi masalah diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai berikut:
”Bagaimana hubungan manusia dengan keindahan berkaitan?”

E.Kegunaan pembahasan
Kegunaan pembahasan ini adalah sebagai informasi bagi kita semua agar kita mengetahui lebih jauh dan mendalam lagi tentang hubungan manusia dan keindahan.

F. Tujuan Pembahasan
Pembahasan ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang dapat bermanfaat bagi para remaja dalam pemahaman tentang manusia dan keindahan yang membahas tentang:
      1.      Apa hubungan manusia dan keindahan.
      2.      Apa manfaat keindahan bagi manusia.

G. Metode Pembahasan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan metode observasi atau teknik pengamatan langsung, teknik wawancara, dan teknik studi kepustakaan atau studi pustaka. Tidak hanya itu, kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, Internet.

H. Hipotesis
Penelitian ini dilakukan berangkat dari keyakinan penulis setelah cukup melakukan pengenalan secara meluas terhadap masalah yang diangkat. Adapun keyakinan atau hipotesis tersebut adalah “Kurangya pemahaman kita tentang keindahan dan manusia” Hal ini, menjadi salah satu faktor yang paling dominan untuk dapat dikatakan sebagai “penyebab”.

I. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jakarta dalam jangka waktu 2minggu. Dimulai dari pengumpulan data, kegiatan lapangan hingga penulisan hasil akhir pembahasan.

J. Sistematika Pembahasan
Pada makalah ini, akan dijelaskan hasil penelitian dimulai dengan bab pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, kegunaan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, hipotesis, waktu dan lokasi penelitian, sampai terahir kepada sistematika penelitian. Dilanjutkan dengan bab ke dua yang berisi tentang kerangka teoritis yang terdiri dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh ahli.
Bab berikutnya, kami membahas secara keseluruhan tentang masalah yang diangkat, yaitu tentang hubungan manusia dan keindahan. Termasuk didalamnya biodata dari para narasumber kami.
Bab keempat merupakan bab penutup dalam karya ilmiah ini. Pada bagian ini, penulis menyimpulkan uraian yang sebelumnya sudah disampaikan, dan memberi saran mengenai apa yang baiknya kita lakukan agar memahami hubungan manusia dan keindahan.



BAB II
TEORI

A. Definisi Manusia dan Keindahan

1. Pengertian Manusia
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Tuhan memberi akal dan hati kepada manusia. Dengan akal, manusia dapat berpikir logis dan dinamis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, manusia adalah makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Manusia merupakan makhluk sosial, yang berarti ia tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain.
2. Pengertian  Keindahan
Keindahan mempunya banyak arti yang luas dan beragam. Keindahan juga mempunyai sifat yang alamiah. Keindahan tak terikat oleh selera perorangan. Keindahan identik dengan suatu kebenaran. Jadi sesuatu keindahan itu, tidak terlihat indah apabila tidak mengandung kebenaran. Dan keindahan mempunyai dua hal penting, yaitu nilai ekstrinsik yang sebagi alat untuk membantu sesuatu hal. Dan nilai intrinstik merupakan sifat baik yang terkandung didalamnya. Keindahan juga mempunyai konsep yang abstrak dan susah digambarkan oleh perorangan. Namun, ada juga yang mendefinisikan bahwa keindahan itu adalah sesuatu yang elok, cantik, permai, molek, bagus, dan sebagainya.
Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Keindahan memiliki banyak arti dalam tiap benda atau sesuatu yang dapat dikatakan indah atau memiliki keindahan, untuk manusia contohnya, keindahan pada manusia sering kali diartikan pada kecantikan paras atau wajah manusia itu, atau keindahan sifat dan perilaku yang ada pada dirinya, keindahan pakaian dan penampilan di mata manusia lainnya, untuk barang, contohnya lukisan, keindahan berarti daya tarik atau sesuatu yang membuat manusia yang melihatnya tertarik atau merasa terpukau.
3. Apakah Keindahan Itu?
sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan. Tetapi jelas bagi kita jika bicara mengenai suatu yang indah. Jadi, keindahan merupakan sebuah konsep, yang baru akan bisa berkomunikasi apabila di hubungkan atau mempunyai suatu bentuk, misalnya lukisa, pemandangan, puisi, molek tubuh, film, dll.


4. Kontemplasi dan Ekstansi
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar alam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menukmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, dan mendengar. Bentuk diluar manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni tari, seni sastra, seni drama dan film. Atau berupa ciptaan tuhan misalnya pemandangan alam, bunga warna-warni dll.
5. Pembedaan Artian Keindahan
Keindahan sebagai sesuatu yang abstrak sering diartikan sebagai keindahan yang tidak terlihat, keindahan dari sebuah kejujuran, keindahan dari sebuah kasih sayang, bahkan keindahan dari kenikmatan yang diberikan Tuhan kepada makhluk-makluk ciptaannya.
Keindahan pada suatu benda yang indah adalah keindahan yang dapat dirasakan dalam segi visual ataupun auditory atau pendengaran, batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang  selalu bertambah ,sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Arti keindahan dalam sesuatu dapat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
6. Pengertian Keindahan seluas-luasnya
Dalam artian luas, pengertian ini masih diambil dari bangsa yunani yang didalamnya mencakup pula kebaikan. Menurut beberapa ahli antara lain :
  1. Plato mengatakan bahwa watak yang indah adalah hokum yang indah.
  2. Aristoteles mengatakan bahwa keondahan merupakan sesuatu yang selain baik juga menyenangkan.
  3. Plotinus menuliskan dalam bukunya tentang ilmu yang indah dan kebijakan yang indah.
Dari beberapa ahli tersebut, bangsa Yunani tetap mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu ilmu dan ada yang indah dan akan terus berlangsung.bangsa yunani lebih berbicara tentang arti keindahan dalam arti estetik yang disebut sebagai ‘symmetria” untuk keindahan yang berdasarkan penglihatan semata dan harmonia untuk keindahan yang berdasarkan pendengaran.
  • Keindahan Seni : Seni sering sekali menjadi penghubung keindahan agar bisa dinikmati oleh pengamat objeknya. Seseorang paling dominan menikmati keindahan itu lewat seni.
  • Keindahan Alam : Keindahan yang ada di sekitar kita, keindahan yang dapat dinikmati dengan mengamati pemandangan yang menakjubkan dari lingkungan sekitar kita.
  • Keindahan Moral : Keindahan yang terwujud dari sikap dan perilaku baik yang dilakukan manusia dengan ikhlas.
  • Keindahan Intelektual : Keindahan berdasarkan ilmu pengetahuan


7. Nilai Estetik
Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah imu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pada masa kini estetika bisa berarti tiga hal, yaitu:
  1. Studi mengenai fenomena estetis
  2. Studi mengenai fenomena persepsi
  3. Studi mengenai seni sebagai hasil pengalaman estetis
8. Nilai Instrinsik dan Ekstrinsik
  1. Nilai Instrinsik
    Setiap objek mengandung kualitas tertentu, kualitas atau nilai demikian disebut dengan nilai intrinsik. Jadi, nilai intrinsik adalah nilai yang berdiri sendiri.
  2. Nilai Ekstrinsik
    Merupakan suatu nilai susila yang harus dihubungkan dengan hal-hal lain diluar tindakan itu yakni konsekuensi atau akibat dari tindakan tersebut.
9. Sifat Keindahan
a. Keindahan itu kebenaran.
b. Keindahan itu abadi.(tidak mudah dilupakan)
c. Keindahan mempunyai daya tarik.
d. Keindahan itu universal(tidak terikat oleh selera perseorangan)
e. Keindahan itu wajar (apa adanya)
                          
10. Fungsi Keindahan
Keindahan memiliki beberapa fungsi, yaitu  menentramkan jiwa dan menyenangkan hati, memberi nilai tambah dalam suatu penilaian,  memberi kesan baik bagi penikmatnya, dan juga memberi kepuasan.


11. Apa Sebab Manusia Menciptakan Keindahan?
Keindahan itu pada dasarnya alamiah. Alam ciptaan tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan tuhan. Alamiah artinya wajar. Tidak berlebihan tidak pula kurang. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat. Mengenai keagungan Tuhan, dll. Tujuannya sudah pasti dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati. Berikut ini adalah beberapa alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
11.a. Tata Nilai Yang Telah Usang
Tata nilai yang menjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Contohnya kawin paksa, pingitan, derajat wanita lebih rendah dari derajat laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat. Sehingga dikatan tidak indah (bagus/baik). Yang tidak indah harus digantikan dengan yang indah (baik). Yang indah ialah tata nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia. Misalnya wanita, dalam perjuangan R.A. Kartini.
11.b. Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan di tandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad, terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhi tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama, dan moral masyarakat. Yang demikian itu dikatan tidak baik (indah). Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara lain di ungkapkan dalam karya seni.
11.c. Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Masalah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah.
11.d. Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan tersebut. Seindah-indahnya tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri.


B. Renungan
Secara garis besar, renungan berarti cara kita berfikir dengan baik, fokus, dan terpaku pada pemikiran yang ada di benak kita masing-masing, tentang perbuatan manusia dan dalam kehidupannya.
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori.
Teori-teori itu ialah :
  1. Teori Pengungkapan  :  Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” (Seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris;
  2. Teori Metafisik   :   Merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada makna yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya;
  3. Teori Psikologis   :    Salah satunya ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Seni merupakan semacam permainan yang menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.

C. Keserasian
Keserasian berasal dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan simbang. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir (filsum) menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas/pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualitas yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), keseimbangan (balance), dan keterbalikan (contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan keterbalikan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpuan hubungan yang serasi dalam suatu benda dan diantara benda tersebut dengan si pengamat.
Keserasian artinya cocok, selaras, seimbang, tidak berat sebelah, tidak lebih atau kurang. Keserasian itu identik dengan pasangan, tidak mungkin suatu hal itu dapat dikatakan serasi apabila barang atau hal tersebut hanya sendiri, tidak mempunyai pembanding atau ukuran yang tepat terhadap penilaian suatu benda. Biasanya ukuran itu dapat terlihat dari segi persamaan-persamaan yang tersirat didalamnya.
Contoh dari keserasian itu banyak macamnya, apabila kita ambil dari segi kehidupan, maka kita dapat melihat dari seberapa besar keserasian antara hak dan kewajiban kita sebagai seorang manusia. Atau hasil keserasian dari karya seni, misalnya saja keserasian antara harmoni nada dengan suara atau vokal manusia yang dipadukan menjadi suatu bentuk keindahan. Karena itu, keserasian merupakan suatu bentuk atau rupa dari keindahan.
  1. Teori Objektif dan Teori Subjektif  : Teori Objectif menyatakan bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan.Pendukung teori objectif salah satunya adalah Plato, Hegel. Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry;
  2. Teori Perimbangan : Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, pelimpahan dan pengungkapan perasaan.
Dikutip dari :

MIND MAP