Sejak dulu, Amerika Serikat dan Uni Sovietadalah 2 negara yang sudah mulai melakukan banyak penelitian luar angkasa. Keduanya pun bersaing untuk melakukan misi ke Bulan.
Ternyata, pendaratan manusia pertama di Bulan berhasil dilakukan oleh Amerika Serikat. Negara adidaya ini berhasil mengukir sejarah sebagai negara pertama yang mengirimkan manusia ke Bulan.
Misi Apollo 11 yang dilakukan pada 20 Juli 1969 sudah menjadi bagian dari sejarah dunia. Seluruh penjuru dunia tahu bahwa Apollo 11 milik AS berhasil mengantar para astronot terbaiknya untuk mendarat di Bulan dan menancapkan bendera negara AS.
Sebagian besar orang hanya tahu bahwa manusia yang pertama mendarat di Bulan adalah Neil Armstrong, pada kenyataannya, Neil Armstrong pergi bersama kedua orang rekannya dengan Apollo 11 tersebut.
Ketiga astronot yang pergi dengan Apollo 11 itu adalah Neil Armstrong, Michael Collins, dan Buzz Aldrin. Mereka mempunyai peran dan tanggung jawabnya masing-masing dalam misi Apollo 11 tersebut.
Perjalanan misi untuk mengambil contoh tanah dari permukaan bulan ini berlangsung selama 8 hari.
Sekembalinya mereka ke Bumi, Neil Armstrong dan rekan-rekannya mendapat penghargaan dari pemerintahan AS yang dipimpin Presiden John Kennedy. Selain itu, seluruh warga AS juga bersorak untuk keberhasilan misi yang merka emban.
Berikut ini beberapa foto momentum bersejarah yang diukir kru Apollo 11.
Bettman/CORBIS
NASA
NASA/Daily Mail
Bettman/CORBIS
Bettman/CORBIS
Amerika sebagai salah satu negara adikuasa yang sangat aktif melakukan penelitian untuk mewujudkan cita-cita manusia pergi keluar angkasa melakukan berbagai cara untuk mewujudkan cita-cita tersebut, banyak program penerbangan dan penelitian untuk membawa manusia pergi keluar angkasa antara lain seperti program gemini, dan program apollo.
Program Gemini
Gemini 8
Armstrong menjalani operasi pemasangan baju.
Pembagian tugas kru Gemini 8 diumumkan tanggal 20 September 1965, dengan Armstrong sebagai Pilot Komando dan David Scott sebagai Pilot. Scott adalah anggota pertama kelompok ketiga astronot yang menerima tugas awak tertinggi. Misi tersebut diluncurkan tanggal 16 Maret 1966; misi ini merupakan yang paling rumit, dengan pertemuan kembali dan perapatan dengan kendaraan target Agena yang tidak berawak,aktivitas luar kendaraan Amerika kedua oleh Scott. Totalnya, misi ini direncanakan berlangsung selama 75 jam dan 55 orbit. Setelah Agena lepas landas pukul 10 am EST, Titan II yang mengangkut Armstrong dan Scott meluncur pukul 11:41:02 EST, menempatkan mereka di orbit yang tepat untuk mengejar Agena.
Pertemuan kembali dan perapatan pertama antara kedua wahana antariksa berhasil diselesaikan setelah 6,5 jam di orbit. Kontak dengan awak terganggu karena sedikitnya stasiun pelacak yang mencakup seluruh orbit mereka. Akibat kehilangan kontak dengan awak darat, pesawat yang merapat ini mulai berguling, dan Armstrong bersaha membetulkannya dengan Orbital Attitude and Maneuvering System (OAMS) di pesawat Gemini. Mengikuti saran Mission Control sebelumnya, mereka melepaskan diri, namun merasakan gulingan semakin kencang sampai-sampai mereka sempat berputar sekali per detik, yang berarti masalahnya ada di kendali perilaku Gemini. Armstrong memutuskan satu-satunya tindakan adalah menyalakan Reentry Control System (RCS) dan memadamkan OAMS. Aturan misi menyatakan bahwa setelah sistem ini dinyalakan, pesawat harus masuk kembali ke Bumi pada kesempatan memungkinkan selanjutnya. Kelak diketahui bahwa kerusakan kabel mengakibatkan salah satu mesin pendorong macet pada posisi nyala.
Penyelamatan Gemini 8 dari Samudra Pasifik Barat; Armstrong duduk di sebelah kanan.
Selama menjadi astronot, ada sejumlah orang, terutama Walter Cunningham, yang menyatakan secara terbuka bahwa Armstrong dan Scott mengabaikan prosedur malafungsi untuk insiden seperti itu, dan bahwa Armstrong mampu membatalkan misi apabila ia hanya menyalakan satu dari dua cincin RCS, sehingga bisa melakukan tugas misi dengan cincin sisanya. Kritik ini tidak berdasar; tidak ada prosedur malafungsi dan sangat memungkinkan untuk menyalakan kedua cincin RCS, bukan satu saja. Gene Kranz menulis, "awak bertindak seperti yang dilatih, dan mereka salah bertindak karena kami salah melatih mereka". Para perencana dan pengendali misi gagal mewujudkan bahwa ketika dua wahana dirapatkan bersama, mereka harus dianggap satu wahana.
Armstrong sendiri depresi karena misi tersebut dipotong, sehingga membatalkan sebagian besar tugas misi dan memberhentikan Scott dari tugas EVA.
Gemini 11
Tugas awak terakhir untuk Armstrong selama program Gemini adalah sebagai Pilot Komando cadangan untukGemini 11, diumumkan dua hari setelah pendaratan Gemini 8. Setelah dilatih untuk dua penerbangan, Armstrong sudah agak mengerti sistemnya dan lebih mendalami peran pengajarnya for the rookie backup Pilot, William Anders. The launch was on September 12, 1966 bersama Pete Conrad dan Dick Gordon di dalam wahana, yang berhasil menyelesaikan tugas-tugas misi, sementara Armstrong menjadi CAPCOM-nya.
Setelah penerbangan tersebut, Presiden Lyndon B. Johnson meminta Armstrong dan istrinya ikut dalam tur jasa baik selama 24 hari di Amerika Selatan. Dalam tur ini, yang berhenti di 11 negara dan 14 kota besar, ikut pula Dick Gordon, George Low, istri-istri mereka, dan pejabat pemerintahan lainnya. Di Paraguay, Armstrong membuat pejabat setempat terkesan karena menyambut mereka dengan bahasa setempat, Guarani; di Brasil ia berbicara tentang eksploitasi Alberto Santos-Dumont kelahiran Brasil, yang dianggap mengalahkan Wright bersaudara dengan mesin terbang pertamanya, 14-bis.
Aldrin mengambil foto Armstrong di dalam kabin ini setelah selesai melakukan EVA.
Pada peluncuran Apollo 11, denyutan jantung Armstrong mencapai 110 per menit. Ia menganggap tahap pertama adalah yang paling ribut - lebih ribut daripada peluncuran Gemini 8 Titan II – dan Apollo CSM relatif lebih luas ketimbang kapsul Gemini. Kemampuan bergerak bebas ini diduga menjadi alasan mengapa tak satupun awak Apollo 11 menderita mabuk luar angkasa, sementara anggota awak-awak sebelumnya mabuk angkasa. Armstrong sangat senang, karena ia sudah biasa mengalami mabuk gerakan sejak kecil dan mengalami pusing setelah melakukan berbagai macam aerobatik.
Tugas Apollo 11 adalah mendarat dengan selamat alih-alih mendarat pas di satu titik tertentu. Tiga menit setelah roket bulan turun, Armstrong mengetahui bahwa kawah-kawah berlalu dua detik terlalu cepat, yang berarti Eagle akan mendarat mendahului zona pendaratan yang direncanakan sejauh beberapa mil.Setelah radar pendaratan Eagle mencapai permukaan, sejumlah alarm kesalahan komputer menyala. Pertama adala alarm kode 1202, dan bahkan dengan pelatihan yang ekstensif, baik Armstrong atau Aldrin tidak tahu apa maksud kode ini. Mereka sempat menerima pesan dari CAPCOM di Houston bahwa alarm tersebut bukan masalah; alarm 1202 dan 1201 diakibatkan oleh kelebihan tugas pada komputer modul bulan. Seperti kata Buzz Aldrin dalam dokumenter In the Shadow of the Moon, keadaan kelebihan tugas ini diakibatkan oleh pilihannya sendiri yang kontra daftar tugas untuk meninggalkan radar perapatan selama proses pendaratan, sehingga komputer perlu memproses data radar yang tidak perlu dan tidak punya cukup waktu untuk mengeksekusi semua tugas, dan mengabaikan tugas berprioritas rendah. Aldrin menyatakan bahwa ia melakukan hal tersebut dengan tujuan memfasilitasi perapatan kembali dengan CM jika terjadi pembatalan, tanpa mengetahui akan terjadi kondisi kelebihan tugas.
Ketika Armstrong mengetahui mereka terbang menuju kawasan pendaratan yang ia anggap tidak aman, ia mengambil alih kendali manual LM, dan berusaha mencari daerah yang agak aman, lebih lama daripada yang diperkirakan, dan lebih lama daripada beberapa simulasi yang dilakukan. Karena itu, muncul kekhawatiran dari Mission Control bahwa LM terus kehabisan bahan bakar. Setelah mendarat, Aldrin dan Armstrong percaya bahwa mereka punya bahan bakar untuk 40 detik selanjutnya, termasuk 20 detik yang harus dihemat andai terjadi pembatalan. Saat latihan, Armstrong mendaratkan LLTV dengan sisa bahan bakar 15 detik , dan ia juga yakin LM mampu bertahan jika dijatuhkan vertikal dari ketinggian 50 kaki (15 m) jika perlu. Analisis pascamisi memperlihatkan bahwa saat mendarat, masih ada sisa pembakaran selama 45 sampai 50 detik.
Pendaratan di permukaan bulan terjadi pukul 20:17:39 UTC tanggal 20 Juli 1969. Ketika sebuah sensor yang terpasang dengan kaki Modul Bulan yang masih mengambang bersentuhan dengan bulan, lampu panel di dalam LM menyala dan Aldrin berkata, "Contact light". Saat LM mendarat di permukaan, Aldrin berkata, "Okay. Engine stop," dan Armstrong berkata, "Shutdown". Kata-kata pertama yang sengaja Armstrong lontarkan ke Mission Control dan seluruh dunia dari permukaan bulan adalah, "Houston, Tranquility Base here. The Eagle has landed". Aldrin dan Armstrong merayakannya dengan jabat tangan dan tepuk bahu singkat sebelum kembali mengecek daftar tugas yang diperlukan untuk mempersiapkan modul bulan lepas landas dari Bulan andai terjadi keadaan darurat pada masa-masa awal berada di permukaan Bulan. Saat pendaratan kritis tersebut, satu-satunya pesan dari Houston adalah"30 seconds", yang berarti jumlah bahan bakar tersisa. Ketika Armstrong mengkonfirmasi pendaratan, Houston merasa khawatir saat pendaratan manual tersebut dengan mengatakan, "You got a bunch of guys about to turn blue. We're breathing again".
Awak Apollo 11 dan Presiden Richard Nixonpada masa karantina pascamisi.
Setelah mereka masuk kembali ke LM, palkanya ditutup dan disegel. Saat bersiap untuk lepas landas dari permukaan bulan, Armstrong dan Aldrin, sambil mengenakan pakaian luar angkasanya, menemukan bahwa mereka telah mematahkan tombol penyala roket untuk naik; dengan memanfaatkan pulpen, mereka menekan pemutus sirkuit untuk memulai urutan peluncuran wahana. Modul Bulan kemudian melakukan pertemuan kembali dan merapat dengan Columbia, modul komando dan servis. Ketiga astronot pulang ke Bumi dan jatuh di Samudra Pasifik. Mereka dijemput oleh USS Hornet (CV-12).[95]
Setelah dilepaskan dari karantina selama 18 hari untuk menjamin bahwa mereka tidak membawa infeksi atau penyakit apapun dari Bulan, awak Apollo 11 diarak ke seluruh Amerika Serikat dan dunia sebagai bagian dari tur "Giant Leap" selama 45 hari. Armstrong kemudian berpartisipasi dalam acara USO Bob Hope tahun 1969, termasuk tur ke Vietnam.
Bulan Mei 1970, Armstrong berangkat ke Uni Soviet untuk berpidato dalam konferensi tahunan Komite Riset Antariksa Internasional ke-13; setelah tiba di Leningrad dari Polandia, ia pergi ke Moskow dan bertemuPremier Alexei Kosygin. Ia adalah orang Barat pertama yang melihat pesawat supersonik Tupolev Tu-144 dan diajak tur keliling Yuri Gagarin Cosmonaut Training Center, yang kata Armstrong "agak berbau Victoria". Pada akhir hari itu, ia dikejutkan dengan pemutaran video tunda peluncuran Soyuz 9 – Armstrong belum tahu bahwa misi tersebut pernah terjadi, meski Valentina Tereshkova menjadi pembawa acara dan suaminya,Andriyan Nikolayev, ada di dalamnya.
Tugas awak terakhir untuk Armstrong selama program Gemini adalah sebagai Pilot Komando cadangan untukGemini 11, diumumkan dua hari setelah pendaratan Gemini 8. Setelah dilatih untuk dua penerbangan, Armstrong sudah agak mengerti sistemnya dan lebih mendalami peran pengajarnya for the rookie backup Pilot, William Anders. The launch was on September 12, 1966 bersama Pete Conrad dan Dick Gordon di dalam wahana, yang berhasil menyelesaikan tugas-tugas misi, sementara Armstrong menjadi CAPCOM-nya.
Setelah penerbangan tersebut, Presiden Lyndon B. Johnson meminta Armstrong dan istrinya ikut dalam tur jasa baik selama 24 hari di Amerika Selatan. Dalam tur ini, yang berhenti di 11 negara dan 14 kota besar, ikut pula Dick Gordon, George Low, istri-istri mereka, dan pejabat pemerintahan lainnya. Di Paraguay, Armstrong membuat pejabat setempat terkesan karena menyambut mereka dengan bahasa setempat, Guarani; di Brasil ia berbicara tentang eksploitasi Alberto Santos-Dumont kelahiran Brasil, yang dianggap mengalahkan Wright bersaudara dengan mesin terbang pertamanya, 14-bis.
Program Apollo
Tanggal 27 Januari 1967, tanggal kebakaran Apollo 1, Armstrong sedang berada di Washington, D.C., bersama Gordon Cooper, Dick Gordon, Jim Lovell danScott Carpenter untuk penandatanganan Traktat Luar Angkasa PBB. Para astronot mengobrol bersama para pejabat yang hadir sampai pukul 18:45 saat Carpenter berangkat ke bandara, dan lainnya pulang ke Georgetown Inn, ketika masing-masing mereka mendapat pesan untuk menghubungi Manned Spacecraft Center. Selama panggilan telepon tersebut mereka mengetahui perihal kematian Gus Grissom, Ed White dan Roger Chaffee. Armstrong dan kelompoknya menghabiskan malam itu dengan minum scotch dan berdiskusi tentang apa yang terjadi.
Pada tanggal 5 April 1967, hari yang sama saat investigasi Apollo 1 merilis laporannya mengenai kebakaran tersebut, Armstrong bergabung dengan 17 astronot lainnya untuk pertemuan dengan Deke Slayton. Kata-kata yang pertama Slayton lontarkan adalah, "Orang-orang yang akan menerbangkan misi bulan pertama adalah orang-orang di ruangan ini." Menurut Eugene Cernan, Armstrong tidak bereaksi terhadap pernyataan tersebut. Bagi Armstrong, itu bukanlah kejutan - ruangan tersebut dipenuhi veteran Proyek Gemini, orang-orang yang mampu menerbangkan misi bulan. Slayton berbicara tentang misi-misi selanjutnya dan menempatkan Armstrong ke awak cadangan Apollo 9, yang pada tahap tersebut direncanakan sebagai uji orbit menengah Bumi untuk gabungan Lunar Module-Command/Service Module. Setelah penundaan desain dan pembuatan Lunar Module (LM), Apollo 9 dan Apollo 8 bertukar awak. Berdasarkan skema rotasi awak normal, Armstrong akan memimpin Apollo 11.
Untuk memberikan pengalaman pada astronot tentang bagaimana LM akan terbang pada pendaratan pertamanya, NASA mempekerjakan Bell Aircraft untuk membangun dua Lunar Landing Research Vehicle, yang kemudian dilengkapi dengan tiga Lunar Landing Training Vehicles (LLTV). Dijuluki "Flying Bedsteads", mereka membuat simulasi gravitasi Bulan yang hanya seperenam Bumi menggunakan mesin turbofan untuk membantu sisa lima per enam bobot wahana. tanggal 6 Mei 1968, sekitar 100 kaki (30 m) di atas tanah, kendali Armstrong mulai menurun dan LLTV mulai belok. Ia melontarkan diri dengan selamat (analisis selanjutnya menyatakan bahwa apabila ia melontarkan diri 0,5 detik lagi, parasutnya takkan terbuka tepat waktu). Cedera yang dialaminya hanya akibat menggigit lidah sendiri. Meski ia hampir tewas, Armstrong bersikeras bahwa tanpa LLRV dan LLTV, pendaratan bulannya tidak akan berhasil, dan mereka memberi pengalaman berharga kepada para komandan mengenai perilaku wahana pendaratan bulan.
Tanggal 27 Januari 1967, tanggal kebakaran Apollo 1, Armstrong sedang berada di Washington, D.C., bersama Gordon Cooper, Dick Gordon, Jim Lovell danScott Carpenter untuk penandatanganan Traktat Luar Angkasa PBB. Para astronot mengobrol bersama para pejabat yang hadir sampai pukul 18:45 saat Carpenter berangkat ke bandara, dan lainnya pulang ke Georgetown Inn, ketika masing-masing mereka mendapat pesan untuk menghubungi Manned Spacecraft Center. Selama panggilan telepon tersebut mereka mengetahui perihal kematian Gus Grissom, Ed White dan Roger Chaffee. Armstrong dan kelompoknya menghabiskan malam itu dengan minum scotch dan berdiskusi tentang apa yang terjadi.
Pada tanggal 5 April 1967, hari yang sama saat investigasi Apollo 1 merilis laporannya mengenai kebakaran tersebut, Armstrong bergabung dengan 17 astronot lainnya untuk pertemuan dengan Deke Slayton. Kata-kata yang pertama Slayton lontarkan adalah, "Orang-orang yang akan menerbangkan misi bulan pertama adalah orang-orang di ruangan ini." Menurut Eugene Cernan, Armstrong tidak bereaksi terhadap pernyataan tersebut. Bagi Armstrong, itu bukanlah kejutan - ruangan tersebut dipenuhi veteran Proyek Gemini, orang-orang yang mampu menerbangkan misi bulan. Slayton berbicara tentang misi-misi selanjutnya dan menempatkan Armstrong ke awak cadangan Apollo 9, yang pada tahap tersebut direncanakan sebagai uji orbit menengah Bumi untuk gabungan Lunar Module-Command/Service Module. Setelah penundaan desain dan pembuatan Lunar Module (LM), Apollo 9 dan Apollo 8 bertukar awak. Berdasarkan skema rotasi awak normal, Armstrong akan memimpin Apollo 11.
Untuk memberikan pengalaman pada astronot tentang bagaimana LM akan terbang pada pendaratan pertamanya, NASA mempekerjakan Bell Aircraft untuk membangun dua Lunar Landing Research Vehicle, yang kemudian dilengkapi dengan tiga Lunar Landing Training Vehicles (LLTV). Dijuluki "Flying Bedsteads", mereka membuat simulasi gravitasi Bulan yang hanya seperenam Bumi menggunakan mesin turbofan untuk membantu sisa lima per enam bobot wahana. tanggal 6 Mei 1968, sekitar 100 kaki (30 m) di atas tanah, kendali Armstrong mulai menurun dan LLTV mulai belok. Ia melontarkan diri dengan selamat (analisis selanjutnya menyatakan bahwa apabila ia melontarkan diri 0,5 detik lagi, parasutnya takkan terbuka tepat waktu). Cedera yang dialaminya hanya akibat menggigit lidah sendiri. Meski ia hampir tewas, Armstrong bersikeras bahwa tanpa LLRV dan LLTV, pendaratan bulannya tidak akan berhasil, dan mereka memberi pengalaman berharga kepada para komandan mengenai perilaku wahana pendaratan bulan.
Apollo 11
Potret awak Apollo 11. Kiri ke kanan adalah Armstrong, Michael Collins, dan Buzz Aldrin.
Setelah Armstrong menjadi komandan cadangan Apollo 8, Slayton menawarkan jabatan komandan Apollo 11pada 23 Desember 1968, saat Apollo 8 mengorbit Bulan. Dalam pertemuan yang tidak dipublikasikan sampai penerbitan biografi Armstrong tahun 2005, Slayton memberitahunya bahwa meski rencana awak wahana menyebut Armstrong sebagai komandan, pilot modul bulan Buzz Aldrin dan pilot modul komando Michael Collins, ia menawarkan kesempatan untuk mengganti Aldrin dengan Jim Lovell. Setelah berpikir seharian, Armstrong memberitahu Slayton ia akan tetap bersama Aldrin, karena tidak mengalami kesulitan bekerja dengannya dan mengira Lovell pantas mendapat tugas komandonya sendiri. Mengganti Aldrin dengan Lovell akan menjadikan Loevll Pilot Modul Bulan, secara tidak resmi anggota berpangkat terendah, dan Armstrong tidak dapat menempatkan Lovell, komandan Gemini 12, pada jabatan awak nomor 3.
Pada pertemuan bulan Maret 1969 antara Slayton, George Low, Bob Gilruth, dan Chris Kraft menentukan bahwa Armstrong akan menjadi orang pertama di Bulan, terutama karena manajemen NASA memandang Armstrong sebagai sosok yang tidak berego besar. Sebuah konferensi pers digelar tanggal 14 April 1969 yang menampilkan rancangan kabin LM sebagai alasan Armstrong sebagai orang pertama; palka dibuka ke dalam dan ke kanan, sehingga sulit bagi pilot modul bulan, di sebelah kanan, untuk keluar pertama. Slayton menambahkan, "Kedua, murni berdasarkan protokol, saya melihat komandan harus menjadi orang pertama yang keluar... Saya mengubahnya sesaat setelah mengetahui mereka punya garis waktu yang memperlihatkannya. Bob Gilruth menyetujui keputusanku."Pada pertemuan tersebut, keempat orang ini tidak tahu menahu perihal palka wahana. Informasi pertama tentang pertemuan di luar kelompok kecil ini muncul ketika Kraft menulis autobiografinya tahun 2001.
Pada tanggal 16 Juli 1969, Armstrong menerima sebuah bulan sabit terbuat dari stirofoam dari pimpinan pad, Guenter Wendt, yang menyebutnya sebagai kunci menuju Bulan. Sepulang dari sana, Armstrong memberi Wendt tiket "taksi luar angkasa" "bagus untuk bepergian antara dua planet".
Potret awak Apollo 11. Kiri ke kanan adalah Armstrong, Michael Collins, dan Buzz Aldrin.
Setelah Armstrong menjadi komandan cadangan Apollo 8, Slayton menawarkan jabatan komandan Apollo 11pada 23 Desember 1968, saat Apollo 8 mengorbit Bulan. Dalam pertemuan yang tidak dipublikasikan sampai penerbitan biografi Armstrong tahun 2005, Slayton memberitahunya bahwa meski rencana awak wahana menyebut Armstrong sebagai komandan, pilot modul bulan Buzz Aldrin dan pilot modul komando Michael Collins, ia menawarkan kesempatan untuk mengganti Aldrin dengan Jim Lovell. Setelah berpikir seharian, Armstrong memberitahu Slayton ia akan tetap bersama Aldrin, karena tidak mengalami kesulitan bekerja dengannya dan mengira Lovell pantas mendapat tugas komandonya sendiri. Mengganti Aldrin dengan Lovell akan menjadikan Loevll Pilot Modul Bulan, secara tidak resmi anggota berpangkat terendah, dan Armstrong tidak dapat menempatkan Lovell, komandan Gemini 12, pada jabatan awak nomor 3.
Pada pertemuan bulan Maret 1969 antara Slayton, George Low, Bob Gilruth, dan Chris Kraft menentukan bahwa Armstrong akan menjadi orang pertama di Bulan, terutama karena manajemen NASA memandang Armstrong sebagai sosok yang tidak berego besar. Sebuah konferensi pers digelar tanggal 14 April 1969 yang menampilkan rancangan kabin LM sebagai alasan Armstrong sebagai orang pertama; palka dibuka ke dalam dan ke kanan, sehingga sulit bagi pilot modul bulan, di sebelah kanan, untuk keluar pertama. Slayton menambahkan, "Kedua, murni berdasarkan protokol, saya melihat komandan harus menjadi orang pertama yang keluar... Saya mengubahnya sesaat setelah mengetahui mereka punya garis waktu yang memperlihatkannya. Bob Gilruth menyetujui keputusanku."Pada pertemuan tersebut, keempat orang ini tidak tahu menahu perihal palka wahana. Informasi pertama tentang pertemuan di luar kelompok kecil ini muncul ketika Kraft menulis autobiografinya tahun 2001.
Pada tanggal 16 Juli 1969, Armstrong menerima sebuah bulan sabit terbuat dari stirofoam dari pimpinan pad, Guenter Wendt, yang menyebutnya sebagai kunci menuju Bulan. Sepulang dari sana, Armstrong memberi Wendt tiket "taksi luar angkasa" "bagus untuk bepergian antara dua planet".
Perjalanan ke Bulan
Aldrin mengambil foto Armstrong di dalam kabin ini setelah selesai melakukan EVA.
Pada peluncuran Apollo 11, denyutan jantung Armstrong mencapai 110 per menit. Ia menganggap tahap pertama adalah yang paling ribut - lebih ribut daripada peluncuran Gemini 8 Titan II – dan Apollo CSM relatif lebih luas ketimbang kapsul Gemini. Kemampuan bergerak bebas ini diduga menjadi alasan mengapa tak satupun awak Apollo 11 menderita mabuk luar angkasa, sementara anggota awak-awak sebelumnya mabuk angkasa. Armstrong sangat senang, karena ia sudah biasa mengalami mabuk gerakan sejak kecil dan mengalami pusing setelah melakukan berbagai macam aerobatik.
Tugas Apollo 11 adalah mendarat dengan selamat alih-alih mendarat pas di satu titik tertentu. Tiga menit setelah roket bulan turun, Armstrong mengetahui bahwa kawah-kawah berlalu dua detik terlalu cepat, yang berarti Eagle akan mendarat mendahului zona pendaratan yang direncanakan sejauh beberapa mil.Setelah radar pendaratan Eagle mencapai permukaan, sejumlah alarm kesalahan komputer menyala. Pertama adala alarm kode 1202, dan bahkan dengan pelatihan yang ekstensif, baik Armstrong atau Aldrin tidak tahu apa maksud kode ini. Mereka sempat menerima pesan dari CAPCOM di Houston bahwa alarm tersebut bukan masalah; alarm 1202 dan 1201 diakibatkan oleh kelebihan tugas pada komputer modul bulan. Seperti kata Buzz Aldrin dalam dokumenter In the Shadow of the Moon, keadaan kelebihan tugas ini diakibatkan oleh pilihannya sendiri yang kontra daftar tugas untuk meninggalkan radar perapatan selama proses pendaratan, sehingga komputer perlu memproses data radar yang tidak perlu dan tidak punya cukup waktu untuk mengeksekusi semua tugas, dan mengabaikan tugas berprioritas rendah. Aldrin menyatakan bahwa ia melakukan hal tersebut dengan tujuan memfasilitasi perapatan kembali dengan CM jika terjadi pembatalan, tanpa mengetahui akan terjadi kondisi kelebihan tugas.
Ketika Armstrong mengetahui mereka terbang menuju kawasan pendaratan yang ia anggap tidak aman, ia mengambil alih kendali manual LM, dan berusaha mencari daerah yang agak aman, lebih lama daripada yang diperkirakan, dan lebih lama daripada beberapa simulasi yang dilakukan. Karena itu, muncul kekhawatiran dari Mission Control bahwa LM terus kehabisan bahan bakar. Setelah mendarat, Aldrin dan Armstrong percaya bahwa mereka punya bahan bakar untuk 40 detik selanjutnya, termasuk 20 detik yang harus dihemat andai terjadi pembatalan. Saat latihan, Armstrong mendaratkan LLTV dengan sisa bahan bakar 15 detik , dan ia juga yakin LM mampu bertahan jika dijatuhkan vertikal dari ketinggian 50 kaki (15 m) jika perlu. Analisis pascamisi memperlihatkan bahwa saat mendarat, masih ada sisa pembakaran selama 45 sampai 50 detik.
Pendaratan di permukaan bulan terjadi pukul 20:17:39 UTC tanggal 20 Juli 1969. Ketika sebuah sensor yang terpasang dengan kaki Modul Bulan yang masih mengambang bersentuhan dengan bulan, lampu panel di dalam LM menyala dan Aldrin berkata, "Contact light". Saat LM mendarat di permukaan, Aldrin berkata, "Okay. Engine stop," dan Armstrong berkata, "Shutdown". Kata-kata pertama yang sengaja Armstrong lontarkan ke Mission Control dan seluruh dunia dari permukaan bulan adalah, "Houston, Tranquility Base here. The Eagle has landed". Aldrin dan Armstrong merayakannya dengan jabat tangan dan tepuk bahu singkat sebelum kembali mengecek daftar tugas yang diperlukan untuk mempersiapkan modul bulan lepas landas dari Bulan andai terjadi keadaan darurat pada masa-masa awal berada di permukaan Bulan. Saat pendaratan kritis tersebut, satu-satunya pesan dari Houston adalah"30 seconds", yang berarti jumlah bahan bakar tersisa. Ketika Armstrong mengkonfirmasi pendaratan, Houston merasa khawatir saat pendaratan manual tersebut dengan mengatakan, "You got a bunch of guys about to turn blue. We're breathing again".
Pijakan pertama di Bulan
Meski rencana penerbangan resmi NASA menyebutkan periode istirahat untuk awak sebelum aktivitas luar kendaraan (EVA), Armstrong meminta agar EVA dipindahkan lebih awal pada malam itu, waktu Houston. Setelah Armstrong dan Aldrin bersiap keluar, Eagle dibebaskan dari tekanan, palka dibuka dan Armstrong turun dari tangga duluan.
Di bawah tangga, Armstrong berkata, "Aku akan keluar dari LEM sekarang" (yang berarti Apollo Lunar Module). Ia kemudian berbalik dan memijakkan sepatu kirinya di permukaan pada pukul 2:56 UTC, 21 Juli 1969, dan mengucapkan kalimat terkenal, "That's one small step for [a] man, one giant leap for mankind." ("Satu langkah kecil bagi [seorang] manusia. Satu lompatan besar bagi umat manusia.")
Armstrong mendeskripsikan permukaan bulan.
Armstrong memutuskan melontarkan kalimat tersebut setelah berpikir sejak setelah peluncuran dan beberapa jam setelah pendaratan. Penyiarannya tidak memperdengarkan "a" sebelum "man", sehingga memunculkan kontradiksi frasa (karena man sinonim dengan mankind). NASA dan Armstrong bersikeras selama bertahun-tahun bahwa statis telah mengaburkan "a", ditambah Armstrong menyatakan bahwa ia tidak akan membuat kesalahan seperti itu, tetapi setelah pemutaran rekaman berulang-ulang, Armstrong mengakui ia mungkin lupa menyebut "a". Armstrong kemudian berkata bahwa ia "berharap agar sejarah memberinya ampun karena melupakan suku kata tersebut dan paham bahwa memang sudah jalannya seperti itu, bahkan jika tidak dikatakan - meski bisa saja benar-benar dikatakan".
Armstrong di Bulan
Sudah lama diklaim bahwa analisis akustik rekaman menguak keberadaan "a" yang hilang; Peter Shann Ford, seorang programer komputer Australia, melakukan analisis audio digital dan mengklaim bahwa Armstrong memang mengatakan "a man", tetapi "a"-nya tidak terekam karena keterbatasan teknologi komunikasi pada masa itu. Ford dan James R. Hansen, biografer resmi Armstrong, memaparkan penemuan ini ke Armstrong dan perwakilan NASA, yang melakukan analisis mereka sendiri. Artikel Ford diterbitkan di situs web Ford alih-alih di jurnal ilmiah tinjauan mitra, dan pakar bahasa David Beaver dan Mark Liberman menyatakan skeptisisme mereka atas klaim Ford melalui blogLanguage Log. Meski Armstrong menganggap analisis Ford "persuasif", ia menyatakan lebih suka kutipan tertulisnya menyertakan "a" dalam tanda kurung.
Ketika Armstrong melakukan proklamasinya, Voice of America disiarkan kembali langsung melalui BBC dan stasiun-stasiun lain di seluruh dunia. Perkiraan penonton global mencapai 450 juta orang, dari total populasi dunia 3,631 miliar jiwa.
Armstrong bersiap membuat pijakan pertama di Bulan.
Sekitar 20 menit setelah pijakan pertama, Aldrin bergabung dengan Armstrong ke permukaan dan menjadi orang kedua yang berjalan di Bulan, dan keduanya memulai tugas mereka menyelidiki sebagaimana mudahkah seseorang bergerak di permukaan bulan. Sebelum itu, mereka mengeluarkan plakat yang memperingati penerbangan mereka, dan juga menancapkan bendera Amerika Serikat. Bendera yang dipakai dalam misi ini memiliki kawat besi yang membuat bendera membentang horizontal dari tiangnya. Karena kawat tersebut tidak tertarik penuh, bendera tersebut agak terlipat dan bengkok selama perjalanan hingga akhirnya tampak bergelombang, seolah-olah ada angin di Bulan. Sesaat setelah penancapan bendera, Presiden Richard Nixon menghubungi mereka melalui telepon dari kantornya. Presiden berbicara selama semenit, dan dijawab Armstrong selama 30 detik.
Dalam seluruh catatan foto Apollo 11, hanya ada lima gambar Armstrong setengah badan atau terpantul. Misi ini direncanakan berlangsung satu menit, dengan sebagian besar tugas fotografi dilakukan Armtrong dengan sebuah kamera Hasselblad.
Setelah membantu menyusun Early Apollo Scientific Experiment Package, Armstrong berjalan di daerah yang saat ini bernama East Crater, 65 yard (59 m) sebelah timur LM, jarak terjauh yang ditempuh dari LM pada misi ini. Tugas akhir Armstrong adalah meninggalkan paket kecil berisi barang-barang peringatan kepada kosmonot Soviet Yuri Gagarin dan Vladimir Komarov, dan astronot Apollo 1 Gus Grissom,Ed White dan Roger B. Chaffee. Waktu yang dihabiskan saat EVA selama misi Apollo 11 adalah sekitar dua setengah jam, waktu terpendek dari keenam misi pendaratan bulan Apollo; masing-masing dari kelima pendaratan diberi waktu lebih lama untuk aktivitas EVA – awak Apollo 17, sebagai perbandingan, menghabiskan 22 jam menjelajahi permukaan Bulan.
Meski rencana penerbangan resmi NASA menyebutkan periode istirahat untuk awak sebelum aktivitas luar kendaraan (EVA), Armstrong meminta agar EVA dipindahkan lebih awal pada malam itu, waktu Houston. Setelah Armstrong dan Aldrin bersiap keluar, Eagle dibebaskan dari tekanan, palka dibuka dan Armstrong turun dari tangga duluan.
Di bawah tangga, Armstrong berkata, "Aku akan keluar dari LEM sekarang" (yang berarti Apollo Lunar Module). Ia kemudian berbalik dan memijakkan sepatu kirinya di permukaan pada pukul 2:56 UTC, 21 Juli 1969, dan mengucapkan kalimat terkenal, "That's one small step for [a] man, one giant leap for mankind." ("Satu langkah kecil bagi [seorang] manusia. Satu lompatan besar bagi umat manusia.")
Armstrong mendeskripsikan permukaan bulan.
Armstrong memutuskan melontarkan kalimat tersebut setelah berpikir sejak setelah peluncuran dan beberapa jam setelah pendaratan. Penyiarannya tidak memperdengarkan "a" sebelum "man", sehingga memunculkan kontradiksi frasa (karena man sinonim dengan mankind). NASA dan Armstrong bersikeras selama bertahun-tahun bahwa statis telah mengaburkan "a", ditambah Armstrong menyatakan bahwa ia tidak akan membuat kesalahan seperti itu, tetapi setelah pemutaran rekaman berulang-ulang, Armstrong mengakui ia mungkin lupa menyebut "a". Armstrong kemudian berkata bahwa ia "berharap agar sejarah memberinya ampun karena melupakan suku kata tersebut dan paham bahwa memang sudah jalannya seperti itu, bahkan jika tidak dikatakan - meski bisa saja benar-benar dikatakan".
Armstrong di Bulan
Sudah lama diklaim bahwa analisis akustik rekaman menguak keberadaan "a" yang hilang; Peter Shann Ford, seorang programer komputer Australia, melakukan analisis audio digital dan mengklaim bahwa Armstrong memang mengatakan "a man", tetapi "a"-nya tidak terekam karena keterbatasan teknologi komunikasi pada masa itu. Ford dan James R. Hansen, biografer resmi Armstrong, memaparkan penemuan ini ke Armstrong dan perwakilan NASA, yang melakukan analisis mereka sendiri. Artikel Ford diterbitkan di situs web Ford alih-alih di jurnal ilmiah tinjauan mitra, dan pakar bahasa David Beaver dan Mark Liberman menyatakan skeptisisme mereka atas klaim Ford melalui blogLanguage Log. Meski Armstrong menganggap analisis Ford "persuasif", ia menyatakan lebih suka kutipan tertulisnya menyertakan "a" dalam tanda kurung.
Ketika Armstrong melakukan proklamasinya, Voice of America disiarkan kembali langsung melalui BBC dan stasiun-stasiun lain di seluruh dunia. Perkiraan penonton global mencapai 450 juta orang, dari total populasi dunia 3,631 miliar jiwa.
Armstrong bersiap membuat pijakan pertama di Bulan.
Sekitar 20 menit setelah pijakan pertama, Aldrin bergabung dengan Armstrong ke permukaan dan menjadi orang kedua yang berjalan di Bulan, dan keduanya memulai tugas mereka menyelidiki sebagaimana mudahkah seseorang bergerak di permukaan bulan. Sebelum itu, mereka mengeluarkan plakat yang memperingati penerbangan mereka, dan juga menancapkan bendera Amerika Serikat. Bendera yang dipakai dalam misi ini memiliki kawat besi yang membuat bendera membentang horizontal dari tiangnya. Karena kawat tersebut tidak tertarik penuh, bendera tersebut agak terlipat dan bengkok selama perjalanan hingga akhirnya tampak bergelombang, seolah-olah ada angin di Bulan. Sesaat setelah penancapan bendera, Presiden Richard Nixon menghubungi mereka melalui telepon dari kantornya. Presiden berbicara selama semenit, dan dijawab Armstrong selama 30 detik.
Dalam seluruh catatan foto Apollo 11, hanya ada lima gambar Armstrong setengah badan atau terpantul. Misi ini direncanakan berlangsung satu menit, dengan sebagian besar tugas fotografi dilakukan Armtrong dengan sebuah kamera Hasselblad.
Setelah membantu menyusun Early Apollo Scientific Experiment Package, Armstrong berjalan di daerah yang saat ini bernama East Crater, 65 yard (59 m) sebelah timur LM, jarak terjauh yang ditempuh dari LM pada misi ini. Tugas akhir Armstrong adalah meninggalkan paket kecil berisi barang-barang peringatan kepada kosmonot Soviet Yuri Gagarin dan Vladimir Komarov, dan astronot Apollo 1 Gus Grissom,Ed White dan Roger B. Chaffee. Waktu yang dihabiskan saat EVA selama misi Apollo 11 adalah sekitar dua setengah jam, waktu terpendek dari keenam misi pendaratan bulan Apollo; masing-masing dari kelima pendaratan diberi waktu lebih lama untuk aktivitas EVA – awak Apollo 17, sebagai perbandingan, menghabiskan 22 jam menjelajahi permukaan Bulan.
Pulang ke Bumi
Awak Apollo 11 dan Presiden Richard Nixonpada masa karantina pascamisi.
Setelah mereka masuk kembali ke LM, palkanya ditutup dan disegel. Saat bersiap untuk lepas landas dari permukaan bulan, Armstrong dan Aldrin, sambil mengenakan pakaian luar angkasanya, menemukan bahwa mereka telah mematahkan tombol penyala roket untuk naik; dengan memanfaatkan pulpen, mereka menekan pemutus sirkuit untuk memulai urutan peluncuran wahana. Modul Bulan kemudian melakukan pertemuan kembali dan merapat dengan Columbia, modul komando dan servis. Ketiga astronot pulang ke Bumi dan jatuh di Samudra Pasifik. Mereka dijemput oleh USS Hornet (CV-12).[95]
Setelah dilepaskan dari karantina selama 18 hari untuk menjamin bahwa mereka tidak membawa infeksi atau penyakit apapun dari Bulan, awak Apollo 11 diarak ke seluruh Amerika Serikat dan dunia sebagai bagian dari tur "Giant Leap" selama 45 hari. Armstrong kemudian berpartisipasi dalam acara USO Bob Hope tahun 1969, termasuk tur ke Vietnam.
Bulan Mei 1970, Armstrong berangkat ke Uni Soviet untuk berpidato dalam konferensi tahunan Komite Riset Antariksa Internasional ke-13; setelah tiba di Leningrad dari Polandia, ia pergi ke Moskow dan bertemuPremier Alexei Kosygin. Ia adalah orang Barat pertama yang melihat pesawat supersonik Tupolev Tu-144 dan diajak tur keliling Yuri Gagarin Cosmonaut Training Center, yang kata Armstrong "agak berbau Victoria". Pada akhir hari itu, ia dikejutkan dengan pemutaran video tunda peluncuran Soyuz 9 – Armstrong belum tahu bahwa misi tersebut pernah terjadi, meski Valentina Tereshkova menjadi pembawa acara dan suaminya,Andriyan Nikolayev, ada di dalamnya.