Jumat, 29 November 2013

Ringkasan Manusia dan Penderitaan


1.         Penderitaan
            Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.

            Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Penderitaan belum tentu tidak bermanfaat.  Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.

            Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas suatu penderitaan. Maka dari itu penderitaan merupakan bagian dari kehidupan.


2.         SIKSAAN
            Penderitaan biasanya di sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya. Siksaan atau penyiksaan (Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, disebut penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi, pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah. Arti siksaan, siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian, ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
Kebimbangan. Memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang akan dipilih.
Kesepian. Merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan yang ramai.
Ketakutan. Adalah sebuah sesuatu yang tidak dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.

penyebab seseorang merasakan ketakutan, antara lain:
1.        Claustrophobia dan agrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.
2.        Gamang adalah rasa takut akan tempat yang tinggi.
3.        Kegelapan adalah rasa takut bila seseorang berada di tempat gelap.
4.        Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami.
5.        Kegagalan ketakutan dari seseotang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.

3.         KEKALUTAN MENTAL

            Kekalutan mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacauan dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya. Kekalutan mental dapat juga diartikan jatuhnya mental seseorang sehingga ia bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
Dukungan moral dari orang-orang terdekat, seperti orang tua, keluarga, dan teman, sangat dibutuhkan bagi orang yang mengalami kekalutan mental.

Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
a. nampak pada jasmani yang sering bermasalah atau tidak enak badan
b.         nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
c.         Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh diri.
d.         Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi social
e.         Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang melankolis)
f.         Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.

Tahap - tahap gangguan jiwa :
1.         Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
2.         Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu menghindar atau lari.
3.         Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
4.         Krisis ekonomi yang berkepanjangan.
5.         Dipicu oleh faktor psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah.
6.         Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan.

Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan Mental
1.         Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2.         Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
3.         Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional.

Proses – proses kekalutan mental:
Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT, dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakan.

4.         Penderitaan dan Perjuangan

            Penderitaan dalam kehidupan adalah hal yang wajar, karena manusia diciptakan di dunia tidak hanya untuk merasa bahagia. Penderitaan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Tetapi, dengan adanya penderitaan kita dapat mengerti arti perjuangan. Orang yang sedang menderita, ia harus berjuang untuk mengurangi atau menghilangkan penderitaan tersebut. Oleh karena itu, sikap optimis sangat dibutuhkan untuk mengurangi beban penderitaan yang dirasakan.

5.         Penderitaan, Media Massa, dan Seniman

            Media massa merupakan alat komunikasi yang penting. Media massa juga digunakan untuk memberi informasi tentang penderitaan yang sedang dialami manusia dari masa lalu (sejarah) hingga saat ini. Sehingga, kita dapat menentukan tindakan apa yang akan kita lakukan untuk menghindari atau membantu masyarakat yang sedang menderita. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut.


6.         Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup Manusia

            Penderitaan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam diri seseoang. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.

            Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental sebagai berikut :
a)      Fisiknya sering merasa pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b)      Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau antusiasme).
            Terkadang kekalutan  mental bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut merasa rendah diri atau diasingkan.

Contoh–contoh Penderitaan dan Penyebabnya

Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi  menjadi 4 bagian sebagai berikut :
·         Nasip buruk.
·         Kehilangan orang tua.
·         Kemiskinan.
·         Bencana.

7.         Kesimpulan
            Penderitaan merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Setiap manusia yang hidup di dunia, pasti akan merasakan penderitaan. Tingkat penderitaan yang dialami manusia berbeda-beda. penderitaan biasanya disebabkan oleh siksaan, baik siksaan fisik maupun batin. Penderitaan dapat mengakibatkan berbagai macam kondisi yang mengganggu jasmani dan psikis. Namun, kita dapat memilih untuk tetap bersikap positif atau sebaliknya. Orang yang bersikap positif, cenderung melihat penderitaan sebagai objek untuk berjuang. Sedangkan yang bersikap negatif, ia akan mudah putus asa, merasa sedih dan kecewa. Selalu ada hikmah dari setiap penderitaan yang ada.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar