Ayat 1
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ ٱلْحَآقَّةُ
Hari kiamat,
(Al-Haqqah 69:1)
«الحاقة» القيامة التي يحق فيها ما أنكر من البعث والحساب والجزاء،
أو المظهرة لذلك.
(Hari yang benar)
yaitu hari kiamat, dikatakan demikian karena pada hari itu dibenarkan hal-hal
yang diingkari, seperti mengenai adanya hari kebangkitan, hari hisab dan hari
pembalasan. Atau dinamakan demikian karena pada hari itu ditampakkan kepada
mereka hal-hal tersebut. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:1)
Ayat 2
مَا ٱلْحَآقَّةُ
apakah hari kiamat
itu? (Al-Haqqah 69:2)
«ما الحاقة» تعظيم لشأنها، وهو مبتدأ وخبر الحاقة.
(Apakah hari yang
benar itu) ungkapan ini mengandung makna yang menggambarkan tentang keagungan
hari kiamat; dan berkedudukan sebagai mubtada yang sekaligus sebagai khabar
dari lafal al-haaqqah yang pertama. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:2)
Ayat 3
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْحَآقَّةُ
Dan tahukah kamu
apakah hari kiamat itu? (Al-Haqqah 69:3)
«وما أدراك» أعلمك «ما الحاقة» زيادة تعظيم لشأنها، فما الأولى
مبتدأ وما بعدها خبره، وما الثانية وخبرها في محل المفعول الثاني لأدرى.
(Dan tahukah kamu)
sudah tahukah kamu (apakah hari yang benar itu?) ungkapan ini menambah
keagungan hari kiamat. Maa yang pertama menjadi mubtada sedangkan maa yang
kedua menjadi khabarnya. Dan maa yang kedua berikut khabarnya berkedudukan
sebagai maf'ul kedua dari lafal adraa. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:3)
Ayat 4
كَذَّبَتْ ثَمُودُ وَعَادٌۢ بِٱلْقَارِعَةِ
Kaum Tsamud dan 'Aad
telah mendustakan hari kiamat. (Al-Haqqah 69:4)
«كذبت ثمود وعاد بالقارعة» القيامة لأنها تقرع القلوب بأهوالها.
(Kaum Tsamud dan kaum
'Ad telah mendustakan hari yang menggentarkan) yakni hari kiamat, hari kiamat
dinamakan demikian karena kedahsyatan dan kengerian yang terjadi pada hari itu
sangat menggentarkan hati. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:4)
Ayat 5
فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهْلِكُوا۟ بِٱلطَّاغِيَةِ
Adapun kaum Tsamud,
maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. (Al-Haqqah 69:5)
«فأما ثمود فأهلكوا بالطاغية» بالصيحة المجاوزة للحد في الشدة.
(Adapun kaum Tsamud,
maka mereka telah dibinasakan dengan teriakan yang dahsyat) teriakan yang
kerasnya melampaui batas. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:5)
Ayat 6
وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا۟ بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ
Adapun kaum 'Aad maka
mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang,
(Al-Haqqah 69:6)
«وأما عاد فأهلكوا بريح صرصر» شديدة الصوت «عاتية» قوية شديدة على
عاد مع قوتهم وشدتهم.
(Adapun kaum Ad maka
mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat keras) sangat keras suaranya
(lagi amat kuat) kuat lagi keras; angin tersebut ditimpakan atas kaum Ad,
sekalipun mereka kuat lagi keras tetapi menghadapi angin ini mereka tidak
berarti apa-apa. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:6)
Ayat 7
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَٰنِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا
فَتَرَى ٱلْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَىٰ كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ
yang Allah menimpakan
angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka
kamu lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka
tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). (Al-Haqqah 69:7)
«سخرها» أرسلها بالقهر «عليهم سبع ليال وثمانية أيام» أولها من صبح
يوم الأربعاء لثمان بقين من شوال، وكانت في عجز الشتاء «حسوما» متتابعات شبهت
بتتابع فعل الحاسم في إعادة الكي على الداء كرة بعد أخرى حتى ينحسم «فترى القوم
فيها صرعى» مطروحين هالكين «كأنهم أعجاز» أصول «نخل خاوية» ساقطة فارغة.
(Yang Allah tundukkan
angin itu) artinya Allah mengirimkannya dengan kekuasaan-Nya (kepada mereka
selama tujuh malam dan delapan hari) dimulai pada pagi hari Rabu, tanggal dua
puluh dua bulan Syawal; angin itu terjadi di pertengahan musim dingin (terus-menerus)
atau secara berturut-turut. Keadaan angin itu diserupakan dengan pekerjaan yang
dilakukan oleh tukang setrika, yaitu sewaktu ia mengulang-ulang setrikaannya
pada penyakit yang diobatinya. Yakni, ia mengulang-ulanginya dari satu waktu ke
waktu yang lainnya hingga penyakitnya lenyap sama sekali (maka kamu lihat kaum
'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan) mereka tercampakkan ke dalam keadaan
binasa (seakan-akan mereka batang) pokok (pohon kurma yang lapuk) yang jatuh
karena keropos atau lapuk. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:7)
Ayat 8
فَهَلْ تَرَىٰ لَهُم مِّنۢ بَاقِيَةٍ
Maka kamu tidak
melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka. (Al-Haqqah 69:8)
«فهل ترى لهم من باقية» صفة نفس مقدرة أو التاء للمبالغة، أي باق؟
لا.
(Maka apakah kamu melihat
bekas-bekas mereka?) lafal baaqiyah adalah sifat dari lafal nafsin yang
diperkirakan keberadaannya; yaitu apakah kamu melihat seseorang pun yang
tinggal di antara mereka? Atau lafal baaqiyah ini huruf ta-nya untuk
menunjukkan makna mubalaghah, yakni bekas-bekasnya? Tentu saja tidak. (Tafsir
Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:8)
Ayat 9
وَجَآءَ فِرْعَوْنُ وَمَن قَبْلَهُۥ وَٱلْمُؤْتَفِكَٰتُ بِٱلْخَاطِئَةِ
Dan telah datang
Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri-negeri yang
dijungkir balikkan karena kesalahan yang besar. (Al-Haqqah 69:9)
«وجاء فرعون ومن قبَلَهُ» أتباعه، وفي قراءة بفتح القاف وسكون
الباء، أي من تقدمه من الأمم الكافرة «والمؤتفكات» أي أهلها وهي قرى قوم لوط
«بالخاطئة» بالفعلات ذات الخطأ.
(Dan telah datang
Firaun dan orang-orang yang mengikutinya) beserta para pengikutnya. Menurut
suatu qiraat, lafal qabilahu dibaca qablahu sehingga artinya, orang-orang kafir
yang sebelumnya (dan negeri-negeri yang dijungkirbalikkan) penduduknya
dijungkirbalikkan berikut negeri-negeri tempat tinggal mereka; yang dimaksud
adalah negeri-negeri tempat tinggal kaum Nabi Luth (karena kesalahan yang
besar) karena mereka mengerjakan perbuatan-perbuatan dosa besar. (Tafsir
Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:9)
Ayat 10
فَعَصَوْا۟ رَسُولَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَّابِيَةً
Maka (masing-masing)
mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan
siksaan yang sangat keras. (Al-Haqqah 69:10)
«فعصوْا رسول ربهم» أي لوطا وغيره «فأخذهم أخذة رابية» زائدة في
الشدة على غيرها.
(Maka masing-masing
mereka mendurhakai rasul Rabb mereka) mendurhakai Nabi Luth dan nabi-nabi
lainnya (lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras) siksaan
yang lebih keras daripada siksaan-siksaan lainnya. (Tafsir Al-Jalalain,
Al-Haqqah 69:10)
Ayat 11
إِنَّا لَمَّا طَغَا ٱلْمَآءُ حَمَلْنَٰكُمْ فِى ٱلْجَارِيَةِ
Sesungguhnya Kami,
tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu, ke
dalam bahtera, (Al-Haqqah 69:11)
«إنا لما طغا الماء» علا فوق كل شيء من الجبال وغيرها زمن الطوفان
«حملناكم» يعني آباءكم إذ أنتم في أصلابهم «في الجارية» السفينة التي عملها نوح
ونجا هو ومن كان معه فيها وغرق الاخرون.
(Sesungguhnya Kami
tatkala air naik) naik ke atas, sehingga segala sesuatu termasuk gunung-gunung
dan lain-lainnya semuanya tenggelam yaitu, pada masa banjir besar (Kami bawa
kalian) bapak moyang kalian, karena kalian pada zaman itu masih berada di dalam
tulang sulbi mereka (ke dalam bahtera) atau perahu yang dibuat oleh Nabi Nuh.
Akhirnya, selamatlah Nabi Nuh beserta orang-orang yang beriman bersamanya yang
berada di dalam bahtera itu, sedangkan yang lainnya semua mati tenggelam. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:11)
Ayat 12
لِنَجْعَلَهَا لَكُمْ تَذْكِرَةً وَتَعِيَهَآ أُذُنٌ وَٰعِيَةٌ
agar Kami jadikan
peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau
mendengar. (Al-Haqqah 69:12)
«لنجعلها» أي هذه الفعلة وهي إنجاء المؤمنين وإهلاك الكافرين «لكم
تذكرة» عظة «وتعيها» ولتحفظها «أذن واعية» حافظة لما تسمع.
(Agar Kami jadikan
peristiwa itu) atau perbuatan ini, yaitu diselamatkan-Nya orang-orang yang
beriman dan ditenggelamkan-Nya orang-orang yang kafir (peringatan bagi kalian)
pelajaran (dan agar diperhatikan) supaya hal itu tetap diingat (oleh telinga
yang mau mendengar) mau menerima apa yang didengarnya. (Tafsir Al-Jalalain,
Al-Haqqah 69:12)
Ayat
13
فَإِذَا نُفِخَ فِى ٱلصُّورِ نَفْخَةٌ وَٰحِدَةٌ
Maka apabila
sangkakala ditiup sekali tiup (Al-Haqqah 69:13)
«فإذا نفخ في الصور نفخة واحدة» للفصل بين الخلائق وهي الثانية.
(Maka apabila
sangkakala ditiup sekali tiup) yaitu, untuk tiupan yang kedua kalinya, sebagai
pemula untuk dijalankannya peradilan di antara semua makhluk. (Tafsir
Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:13)
Ayat 14
وَحُمِلَتِ ٱلْأَرْضُ وَٱلْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَٰحِدَةً
dan diangkatlah bumi
dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. (Al-Haqqah 69:14)
«وحُملت» رفعت «الأرض والجبال فدكتا» دقتا «دكة واحدة».
(Dan diangkatlah)
diangkatlah ke atas (bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya)
diadukan (sekali bentur.) (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:14)
Ayat 15
فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ ٱلْوَاقِعَةُ
Maka pada hari itu
terjadilah hari kiamat, (Al-Haqqah 69:15)
«فيومئذ وقعت الواقعة» قامت القيامة.
(Maka pada hari itu
terjadilah hari kiamat) yakni hari terakhir. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:15)
Ayat 16
وَٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ فَهِىَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ
dan terbelahlah
langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. (Al-Haqqah 69:16)
«وانشقت السماء فهي يومئذ واهية» ضعيفة.
(Dan terbelahlah
langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah) melemah. (Tafsir
Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:16)
Ayat
17
وَٱلْمَلَكُ عَلَىٰٓ أَرْجَآئِهَا ۚ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ
يَوْمَئِذٍ ثَمَٰنِيَةٌ
Dan malaikat-malaikat
berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung
'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (Al-Haqqah 69:17)
«والملك» يعني: الملائكة «على أرجائها» جوانب السماء «ويحمل عرش
ربك فوقهم» أي الملائكة المذكورين «يومئذ ثمانية» من الملائكة أو من صفوفهم.
(Dan
malaikat-malaikat) lafal al-malaku adalah bentuk jamak dari lafal malaa'ikah,
artinya malaikat-malaikat (berada di penjuru-penjuru langit) berada di seantero
langit. (Dan diangkatlah Arasy Rabbmu di atas mereka) oleh malaikat-malaikat
tersebut (pada hari itu yang jumlahnya ada delapan malaikat) ada delapan
malaikat atau delapan barisan malaikat. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:17)
Ayat 18
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنكُمْ خَافِيَةٌ
Pada hari itu kamu
dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi
(bagi Allah). (Al-Haqqah 69:18)
«يومئذ تعرضون» للحساب «لا تخفى» بالتاء والياء «منكم خافية» من
السرائر.
(Pada hari itu kalian
dihadapkan) untuk menjalani hisab (tiada yang tersembunyi) dapat dibaca laa
takhfaa dan laa yakhfaa (dari keadaan kalian barang sedikit pun) yaitu dari
hal-hal yang kalian rahasiakan. (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:18)
Ayat
19
فَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقْرَءُوا۟
كِتَٰبِيَهْ
Adapun orang-orang
yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata:
"Ambillah, bacalah kitabku (ini)". (Al-Haqqah 69:19)
«فأما من أوتيَ كتابه بيمينه فيقول» خطابا لجماعته لما سر به
«هاؤمُ» خذوا «اقرؤوا كتابيه» تنازع فيه هاؤم واقرءُوا.
(Adapun orang-orang
yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata)
kepada golongannya untuk mengetahui apa yang dia rahasiakan: ("Ambillah)
terimalah (bacalah kitabku ini.") Di dalam ungkapan ini terdapat
perselisihan pendapat, manakah di antara lafal haa-umu dan iqra`uu yang menjadi
amil dari lafal kitabiyah ini? (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:19)
Ayat 20
إِنِّى ظَنَنتُ أَنِّى مُلَٰقٍ حِسَابِيَهْ
Sesungguhnya aku
yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. (Al-Haqqah
69:20)
«إني ظننت» تيقنت «أني ملاق حسابيه».
("Sesungguhnya
aku yakin) aku telah merasa yakin (bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab
terhadap diriku.") (Tafsir Al-Jalalain, Al-Haqqah 69:20)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar